<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

https://pemburudolar.online

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
SHARE: Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu

Selasa, 11 September 2018

Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu

Tabir gelap yang dulu hinggap
Lambat laun mulai terungkap
Labil tawamu tak pasti 
Tangismu jelas 
Membuat aku sangat ingin mencari 
Apa yang tersembunyi
Di balik manis senyummu
Apa yang tersembunyi
Di balik bening dua matamu 
Dapat ku temui
Mengapa engkau tak pasti
Lalu aku coba untuk mengerti 
Saat engkau tiba
Disimpang jalan
Lalu kau bimbang untuk tentukan arah tujuan 
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki

Masih hapal nggak lagu milik Iwan Fals ini? 
Ketika sedang bergelut dengan sisa-sisa trauma di balik tenda pengungsian, mungkin ada diantara kita yang iseng-iseng memutar kembali lagu itu. Atau ada yang sekedar mencet-mencet HP semabri membaca berita-berita terkini, bahkan tidak jarang yang membuka aplikasi BMKG untuk sekedar mengetahui informasi gempa dan cuaca pada umumnya. Namun yang paling ramai diakses adalah media sosial, diantaranya Facebook, Twitter, WhatsApp dan Instagram. 
Saya, dibalik tenda terpal yang panas (apalagi warna merah) tak mau ketinggalan juga akses situs-situs itu, hanya dengan maksud untuk mendapat update berita. Saya sempatkan ngulik-ngulik Twitter, Instagram dan FB saya. Diantara sekian puluh ucapan Selamat Tahun Baru Hijriah 1440, tiba-tiba ada sebuah inbox (eh bukan inbox, notifikasi) yang menarik perhatian.
"Good morning, beb!", katanya
"Good morning too", saya jawab sekenanya
"Hello how are you doing? Thank you for accepting my friend request. We live in the UK, sorry I did not write the language well because I was still learning the language, can you speak English?", nah mulailah saya kebingunan, maklum tidak faham English gitu. Setelah mikir sejenak, saya spontan menjawab, "I am can't speak English better". Entah apa artinya asal tulis saja.
Saya pikir dia pasti bingung dengan bahasa Inggris saya. Atau mungkin tersenyum kecil, saya terus pencet-pencet HP sambil tertawa geli dalam hati.
"Masih kenal saya?", balasnya tiba-tiba. Lha tertawa geli saya berubah menjadi geli beneran.
"Mmmm ciapa yach?," kira-kira begitu lah saya bertanya ala-ala milenia.
"Kok gitu sich. Masa nggak kenal gaya tulisan saya", katanya. Haaa. Gaya tulisan apaan? Emangnya menulis untuk saya sudah berapa lama neng, eh mungkin juga bro atau om.
"Pura-pura lupa ya. Kita kan puluhan tahun lalu pernah pacaran, karena belum jodoh sehingga kita pisah. Benar saya berasal dari Indonesia kemudian nasib membawa saya suami dari Hanoi dari Vietnam dan lalu kami tinggal di Inggris, saya kehilangan suami saya pada tahun 2014. Sementara itu saya telah sungguh berjuang dengan kanker untuk waktu yang lama dan dokter saya mengatakan bahwa tahap saat ini tidak dapat dikendalikan dan saya memiliki beberapa bulan lagi untuk hidup", bagus sekali Google Terjemahannya. Saya mencoba untuk percaya kata-kata itu, tetapi seingat-ingatnya saya, belum juga terbayang siapa pengirim pesan ini.
"Tetapi saya tidak pernah pacaran, bagaimana saya punya bekas pacar?", jawab saya (tentu saja ini pura-pura lah)
"Bagus kalau tidak ngaku, mungkin sudah lupa. Sebelum kematian suami saya, dia adalah seorang insinyur, dan memiliki beberapa kontrak dengan pemerintah Inggris senilai 7,7 juta dolar, (Tujuh Juta Tujuh Ratus Ribu Dolar Amerika Serikat), tetapi kematian membawanya pergi sebelum uang itu dikirim ke bank saya akun, uang ini di perusahaan keamanan sekarang, karena banyak biaya bank saya harus menyetorkan uang ini di perusahaan keamanan yang sangat besar dan andal yang melekat pada bank saya, suami saya adalah seorang filantropis sebelum kematiannya, dia juga mendorong saya untuk membantu orang miskin, karena sejak kita menikah kita belum bisa punya anak", mungkin kalimatnya sudah di Google terlebih dahulu karena begitu saya jawab messengernya, pesan ini langsung muncul.
Wah ikan gede nih pikir saya. Lalu saya lempar saja umpan lebih ketengah agar bisa lama tarik ulurnya. "Aduh kasihan, apa yang bisa saya bantu?", klik dan terkirim.
"Karena kondisi kesehatan saya, saya telah mengirim dua juta dolar ke kota asal saya (Indonesia) dan telah menyetorkan $700,000.00 ke rumah sakit untuk pengobatan saya, saya akan mengirimkan lima juta dolar sisanya kepada Anda sehingga Anda dapat membantu saya untuk memberikannya kepada orang miskin dan janda di sana di negara Anda seperti yang diperintahkan oleh almarhum suami saya karena kami tidak memiliki anak untuk mewarisi uang ini, Tolong jangan diskriminasi pada agama, ras, etnis ketika menangani proyek ini. 
Rasa geli saya tak tertahankan lagi, akhirnya saya tertawa terbahak-bahak dalam hati. Gimana nggak ketawa, ungkapannya ganjil sih. "saya telah mengirim dua juta dolar ke kota asal saya (Indonesia)" ~ Indonesia dibilang kota hehehe; ".....memberikannya kepada orang miskin dan janda di sana di negara Anda" ~ kan dia juga orang Indonesia, katanya; "Tolong jangan diskriminasi pada agama, ras, etnis ketika menangani proyek ini."~ Proyek apaan bro?
Tahu apa jawaban saya kemudian? Wah ternyata Anda salah, saya bahkan menjawab, "This OK".
"Coba balas saya segera untuk informasi lebih lanjut. Semoga Tuhan memberkati Anda dan keluarga Anda, saya akan senang berbicara dengan Anda di telepon, tetapi masalahnya adalah bahwa saya tidak tahu bahasanya dan tidak dapat berbicara dengan baik karena rasa sakit, tolong jaga informasi ini sangat rahasia, jangan pernah beritahu siapapun tentang uang ini untuk alasan keamanan", manis bukan? Tetapi yang mengherankan, si doi sakit keras sehingga tidak bisa berbicara, eh malah mengetik cepet amat. Belum lagi harus dimasukkan ke Google terjemahan.
"Email: Saya akan membutuhkan detail kontak lengkap Anda, nama lengkap, alamat email, telepon ATAU Anda dapat menghubungi alamat email saya sehingga akan mudah bagi kami untuk berkomunikasi ok ***nya**ka**929@gmail.com (emailnya sengaja saya bintangi sejumlah huruf yang saya hilangkan)
Tiba-tiba gempa datang, walau hanya berkekuatan 4,5 SR tetapi cukup mengagetkan juga. Akhirnya saya sudahi dulu cerita USAHA PENIPUAN kali ini dan BEGITULAH KISAH KAMI BERDUE.....
~ Suatu pagi dibawah terpal pada 1 Muharram 1440 H ~

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Jangan segan untuk memberi kesan dan masukan disini. Budayakan kegemaran berbagi informasi berguna.

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda