<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

https://pemburudolar.online

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
SHARE: DUHAI GEMPA

Sabtu, 15 September 2018

DUHAI GEMPA


Malam itu, Ahad (5/8/2018) di waktu “isya, santriwati sebuah Pondok Tahfizul Qur’an tengah berkumpul di sebuah ruang asrama. Tiba-tiba bumi mengamuk dahsyat, memuntahkan energy sekuat 7,0 magnitudo. Tembok-tembok asrama mulai retak menjalar, sementara listrik mati. Tak ada waktu lagi membuka satu-satunya pintu yang masih tertutup. Maut di depan mata. Anak-anak perempuan penghafal Al-Qur’an itu akan terkubur hidup-hidup oleh reruntuhan bangunan.
Tiba-tiba salah satu sisi tembok ambruk sebagian dan membentuk lubang menganga di tengah. Seluruh santriwati keluar melalui lubang reruntuhan itu. Sesaat kemudian bangunan asrama ambruk berkalang tanah. Semua santriwati selamat.
Empat hari kemudian, Kamis siang (9-8-2018) seorang karyawan berada dalam sebuah gedung tempat ia bekerja bersama kawan-kawannya. Tiba-tiba bumi bergetar dengan hebat. Menggelegar dengan kekuatan 6,2 skala richter. Dia lari menyelamatkan diri. Kawan-kawannya semua tertinggal di dalam ruangan. Sesampainya di luar, sebagian atap bangunan rubuh dan menimpa kepalanya. Ternyata dia bukan lari dari maut, tetapi dia lari menjemput kematiannya. Sementara itu kawan-kawannya yang berada di dalam ruangan semuanya selamat.
Dua kisah nyata yang berbeda ini terjadi di pulau yang sama, Lombok. Mengisahkan satu kesimpulan, bahwa kematian saat dia datang, tak ada sedikit pun celah untuk mengelak. Sebaliknya, jika belum masanya datang, sepasti apapun matematika kematian, takkan mampu merenggut kehidupan.

Hai gempa
Kau itu makhluk Allah
Kami juga
Kita sama-sama berada di bawah langit kerajaan-Nya
Kau hamba
Kami juga hamba
Kau tunduk di bawah titah-Nya
Kami juga menyerah di hadapan kedigdayaan-Nya

Duhai gempa
Kau tidak datang semaumu
Tidak datang karena kemarahan “Penunggu” Rinjani
Tidak pula karena Rinjani akan “disucikan” oleh para “tetua”
Kau datang atas kehendak Rabbmu  yang juga Rabb kami
Allah Jalla Jalalah

Duhai gempa
Kau tidak datang demi mengiyakan ramalan si Dajal tukang ramal
Tidak datang karena prediksi yang tak berdasar
Bukan pula datang demi membenarkan omong kosong tukang cocoklogi (yang mencocokkan kejadian gempa dengan tanggal 24 atau tsunami tanggal 26)
Kau datang semata-mata karena perintah Rabb kita
Tak ada tempat berlari dari siksa-Nya
Kecuali berlari kembali kepada-Nya

Duhai gempa
Kedatanganmu tak sedikit pun mempercepat ajal kami
Tanpa kedatanganmu, ajal kami pun tak dapat ditangguhkan
Jika saat tiba
Kematian pasti akan menjemput
Tak peduli dimana dan dalam suasana bagaimana

Ya Rabb
Pinta kami, tenangkanlah hati dan jiwa kami
Lindungilah kami
Masukkanlah kami ke dalam golongan hamba-Mu yang sabar
(Sumber: Abu Ziyan-Duta Selaparang 346)

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Jangan segan untuk memberi kesan dan masukan disini. Budayakan kegemaran berbagi informasi berguna.

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda